Kamis, 16 Oktober 2014



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam, keanekaragaman itu dapat diamati baik berupa flora maupun fauna.Bila di batasi pada tumbuhan saja, keanekaragaman dapat dilihat pada setiap sifat, bentuk, struktur dan fungsinya.Salah satu keanekaragam flora yang terdapat di Indonesia yaitu alga.
Dalam mengetahui klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan asal-usul tumbuhan diperlukan sistematika tumbuhan Cryptogamae.Tumbuhan Cryptogamae adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat perkembangbiakannya tersembunyi dan reproduksinya dengan spora, contohnya pada divisi algae.
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut.Tumbuhan talus ialah tumbuh-tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian utamanya yaitu akar, batang dan daun.Tubuh yang berupa talus ini mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang berbeda-beda.Tumbuhan yang memiliki ciri utama berbentuk talus ini di masukkan ke dalam Divisi Thallophyta.
Thallophyta dibagi menjadi beberapa divisi, salah satunya yaitu divisi  Chlorophyta. Chlorophyta memiliki thallus berbentuk filament, membran, dan tabung.Makroalga tersebut umumnya menempel pada substrat di dasar perairan laut sehingga seperti karang mati, fragmen karang, dan pasir.Cholophyta dapat bersifat uniseluler atau multiseluler.Sering kita sebut dengan rumput laut yang berperan dalam hidup kita di gunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar, kosmetik dan lainnya.
Oleh karena itu, untuk mengetahui keanekaragaman dan sistematika tumbuhan Cryptogamae dalam divisi chlorophyta di lakukannya kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL).Kegiatan KKL ini di laksanakan di Pantai Kondang Merak, Malang.
1.2  Tujuan
Tujuan di lakukannya kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL) ini untuk:
1.     Mempelajari organisasi thallus alga di Pantai Kondang Merak Malang Selatan.
2.    Mempelajari morfologi alga di Pantai Kondang Merak Malang Selatan.
3.    Mempelajari siklus hidup atau reproduksi alga di Pantai Kondang Merak Malang Selatan.
1.3  Manfaat
Manfaat di lakukannya kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL) ini untuk:
1.    Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis makroalga yang ada di zona pasang surut pantai selatan Kondang Merak Kab. Malang
2.    Mahasiswa lebih mengenal alga secara langsung di habitatnya.
3.    Mahasiswa lebih mengetahui ekosistem laut dan biota yang ada didalamnya.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Algae termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh Algae atau ganggang secara keseluruhan  disebut dengan talus ganggang dan golongan Thallopyta yang lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan yang mempunyai hubugan kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang paling primitif dan mulai muncul pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang memiliki stuktur yang kompleks, diperkirakan terdapat sekitar 30.0000 spesies ganggang yang tumbuh  di bumi, kebanyakan diantaranya hidup dilaut, species yang hidup  diair tawar kelihatannya mempunyai arah perkembangan yang lebih leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup didarat (Tjitrosoepomo,1983). 
Dilihat dari bentuk tubuhnya, Rumput laut (seaweed) atau alga tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun.Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai morfologi yang mirip walaupun sebenarnya berbeda.Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanya thalus belaka. Bentuk thalus rumput laut ada bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong dan rambut dan sebagainya. Thali ini ada yang tersusun uniseluler (satu sel) atau multi seluler (banyak sel).Percabangan thalus ada yang dichotomous (bercabang dua terus menerus), Pectinat (berderet searah pada salah satu thalus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thalus utama secara berselang-seling), ferticillat (cabangnya berpusat melingkari aksis / sumbu utama) dan ada juga yang sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thalus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), berserabut (spongeous) dan sebagainya (Soedarto,1990). 
Pada hakikatnya alga tidak mempunyai akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi seperti pada tumbuhan darat.Seluruh tubuh alga hanyalah terdiri dari thalus hanya saja beraneka ragam untuk berbagai spesies.Substansinya pun beraneka ragam, ada yang lunak, keras mengandung zat kapur dan berserabut. Alga yang berkapur (calcareous) misalnya: Halimedasp yang banyak ditemukan di terumbu karang (Nontji,1993). 
Selain tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, bentuk dari thalus rumput laut ini bermacam-macam antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut, dan sebagainya. Percabangan thalus ada yang dichotomus (bercabang dua terus-menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama) dan ada yang sederhana, tidak bercabang.Sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi zat kapur (calcareous) lunak seperti tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongious), dan sebagainya.Pigmen yang terdapat dalam thalus rumput laut dapat digunakan dalam membedakan berbagai kelas seperti Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae, dan Cyanophyceae. Perbedaan warna thalus menimbulkan adanya ciri alga yang berbeda seperti alga hijau, alga cokelat, alga merah, dan alga biru (Aslan,1991).
Chlorophyceae merupakan kelompok terbesar dari vegetasi Algae. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibangkan karotin dan xantofil (Nontji,1981).
Algae hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa di antaranya di air laut dan air payau.Algae hijau yang hidup di laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal.Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut.Sebagian yang hidup di air laut merupakan mikroalgae seperti Ordo Ulotrichales dan Ordo Siphonales.Jenis yang hidup di air tawar biasanya bersifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, dan pada air mengalir (air sungai, selokan). Algae hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab (Taylor,1960).
            Alga hijau (Chlorophyceae) merupakan kelompok alga yang berwarna hijau rumput.Sel-selnya mengandung satu sampai beberapa buah kloroplas.Pigmen fotosintetik yang terdapat di dalam plastida terdiri dari klorofol a dan b yan jumlahnya sangat banyak sehingga menutupi pigmen lainnya yaitu karoten dan xantofil sehingga algae ini berwarna hijau. Contoh Caulerpa sp. Codium sp, Halimeda sp. (Nybakken,1992).
Algae kelas ini juga mempunyai bentuk yang sangat beragam, tetapi bentuk umum yang dijumpai adalah bentuk filamen (seperti benang) dengan septa (sekat) atau tanpa sekat, dan berbentuk lembaran.Perkembangbiakan seksual sebagai berikut isi dari suatu sel biasa tumbuhan yang pipih dan berlapis dua membentuk sel kelamin yang disebut gamet berbulu getar dua. Setelah gamet lepas ke air mereka bersatu berpasangan dan melalui pembelahan sel berkembang menjadi tumbuhan baru yang dikenal dengan sporofit,tetapi biasanya melalui fase benang dulu. Perkembangbiakan dapat juga secara aseksual.Setiap sel biasa dari tumbuhan zoospore berbulu getar empat.Zoospora ini setelah dilepas tumbuh langsung menjadi gametofit yakni tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan gamet.Perkembangbiakan aseksual dapat pula terjadi dengan fragmentasi yang membentuk tumbuhan tak melekat (Romimohtarto, 2001). 
Sebaran alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah dari mintakat pasut,dan tepat di daerah bawah pasut sampai kejelukan 10 meter atau lebih, jadi di habitat yang mendapat penyinaran matahari bagus. Alga dari kelas ini terdapat berlimpah di perairan hangat (tropik).Di laut kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan dan bentuknya kerdil.(Romimohtarto, 2001). 





BAB III
METODE PENELITIAN
2.1  Waktu dan Tempat
 Kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL) mengenai Divisi Alga Chlorophyta dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu, 11-12 Oktober 2014dengan agenda dua kali pengamatan yaitu pada sore hari dan pagi hari bertempat di Pantai Kondang Merak Malang Selatan, Propinsi Jawa Timur.
2.2  Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
 Alat-alat yang di gunakan pada Kegiatan ini adalah  :
1.      Buku literature                                                      2 buah
2.      Penggaris                                                               1 buah
3.      Bolpoint                                                                1 buah
4.      Note book (buku catatan)                                     1 buah
5.      Plastic                                                                    20 buah
6.      Kertas label                                                          20 buah
2.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan dalam Kegiatan ini adalah:
2.3   Cara Kerja
Langkah-langkah kerja pada saat Kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) sebagai berikut:
1.    Dicari Spesies dari divisi Chlorophyta dengan terjun langsung ke pantai ketika    keadaan surut pada masing-masing kelompok
2.    Diukur dengan penggaris
3.    Difoto
4.     Dimasukkan alga ke dalam wadah plastik apabila masih banyak spesies



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Codium harveyi silva
4.1.1 Data Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Literatur

Keterangan:
Warna hijau tua
Bentuk thallus silindris
Ukuran holdfast ± 1 cm
Lebar keseluruhan ± 4 cm
Panjang keseluruhan ± 8,5 cm
Tekstur lunak seperti spons
Percabangan dikotom
Pigmen Klorofil a dan b, karoten, fikobilin
4.1.2 Klasifikasi 
Klasifikasi Codium edule menurut Smith (1995) adalah:
Kingdom :Plantae
       Divisio :Chlorophyta
             Classis :Chlorophyceae
                    Ordo :Bryosidales
                            Familia :Cediaceae
                                  Genus :Codium
                                        Species :Codium edule


4.1.3 Pembahasan
Pengamatan makroalga di pantai kondang merak yang telah dilakukan, didapatkan 14 spesies alga dari divisi Chlorophyta.Delapan spesies tersebut dibagikan pada tujuh kelompok untuk diamati dan dideskripsikan. Pada laporan pengamatan ini hanya akan dijelaskan dua spesies alga dari divisi Chlorophyta, yaitu Codium harveyi silva dan Valonia ventricosa
Berdasarkan hasil pengamatan yang pertama telah dilakukan di Pantai Kondang Merak, di ketahui bahwa spesies ini bernama Codium edule.Setelah di identifikasi Codium edule termasuk dalam divisi chlorophyta karena mempunyai pigmen berwarna hijau ke coklat-coklatan. Codium edule mempunyai bagian-bagian di antaranya yaitu holdfast dan blade saja, sedangkan stipe pada Codium edule ini belum bisa di bedakan karena antara stipe dengan bladenya hampir sama.
Bentuk Codium edule adalah bercabang, licin, lunak, dan menjari seperti tangan manusia. Panjangnya kira-kira 8,5 cm dan lebarnya 4 cm. Memiliki holdfast, blade dan stipe yang belum dapat di bedakan , Codium edule termasuk dalam anggota dari chlorophyta (Hidayat, 1995:35).
Codium edule memiliki bentuk talli silindris, halus, licin dan lunak seperti spons, warna hijau abu-abu atau kebiru-biruan Percabangan  dikotom dengan percabangan utama memusat ke bagian pangkal talus, membentuk rumpun radial yang rumpun radialnya rimbun sehingga berkesan menumpuk . Talus terjalin hijau coklat kehijauan, membentuk suatu massa spons. Cabang silindris 3 sampai 7 mm dengan diameter melekat satu sama lain pada titik saja dengan bantal keol seperti struktur rhizoidal (Latifah, 2004: 30).
Menurut Sulisetjono (2009), bahwa perkembangbiakan divisi chlorophyta ini ada 3 macam, yaitu vegetatif, seksual dan aseksual .Perkembangbiakan vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel. Perkembangbiakan  aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadi peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik.Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif. Perkembangbiakan secara Seksual banyak dijumpai yaitu isogami, anisogami, dan oogami.Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet.  Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menuju ke arah anisogami. Pada tipe anisogami masing- masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran yang tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami, masing- masing gamet telah menunjukkan perbedaan ukuran maupun bentuknya.
Codium edule kebanyakan berhabitat di air laut, spesies ini bermanfaat untuk bahan makanan, obat tradisional, di jadikan alternative pengganti anti biotik dan anti bakteri dan dapat bertahan 10 hari dalam lemari pendingin (Scrosati,2001:171-172).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Codium edule,  apabila di bandingkan kan dengan beberapa literature yang sudah di kemukakan di atas terdapat kesesuaian atau persamaan mengenai bentuk Codium edule  bercabang menyerupai tangan manusia, talus berwarna hijau ke cokla-coklatan,
4.2 Valonia ventricosa
4.2.1 Data Hasil Pengamatan
Gambar hasil pengamatan
Gambar literature

Keterangan:
Warna hijau tua
Bentuk thallus bulat telur
Ukuran holdfast ± 1 cm
Lebar keseluruhan ± 1 cm
Panjang keseluruhan ± 4cm
Tekstur kenyal
Percabangan tidak ada
Pigmen Klorofil a dan b, karoten, fikobilin
4.2.2 Klasifikasi
Kingdom : Plantae 
     Divisi : Chlorophyta 
         Kelas : Chlorophyceae
                Famili : Valoniaceae
                    Genus : Valonia 
Spesies : Valonia ventricosa J. Agardh
4.2.3 Pembahasan
Pengamatan makroalga di pantai kondang merak yang kedua didapatkan  Valonia ventricosa spesies alga dari divisi chlorophyta karena mempunyai pigmen berwarna hijau, berbentuk bulat telur, berongga, tidak bercabang, berdinding tipis.
Valonia ventricosa adalah organisme bersel tunggal memiliki bentuk mulai dari bulat untuk bulat telur, dan warna bervariasi dari rumput hijau ke hijau gelap, meskipun dalam air mereka mungkin akan tampak perak, nyata, atau bahkan kehitaman (Becky B, 2008).
Alga makro ini memiliki bentuk thallus yang bulat dengan permukaan halus, berwarna hijau tua, berdinding tipis, melekat pada substrat dengan holdfast berbentuk cakram pelekat, tidak bercabang.Kebanyakan ditemukan soliter, habitatnya banyak ditemukan di zona pasang surut atau daerah intertidal.Hidupnya menempel pada batu karang atau pecahan karang.Kadang juga sebagai epifit pada tanaman lamun.Penyebarannya banyak ditemukan di perairan tropis dan subtropis (Susanto dan Maulana, 2008).
Valonia ventricosa biasanya tumbuh secara individual, tapi dalam kasus yang jarang mereka dapat tumbuh dalam kelompok, dan mereka muncul di zona pasang surut daerah tropis dan subtropis, Secara keseluruhan, mereka menghuni hampir setiap laut di seluruh dunia, sering tinggal di puing-puing karang. Kedalaman terjauh untuk kelangsungan hidup telah dilihat sebagai kira-kira 80 meter atau 260 kaki (Lee, Robert Edward, 2008).
Reproduksi terjadi dengan pembelahan sel yang tidak suka bergaul dengan oranglain, dimana selinduk multiseluler membuat selanak, dan rhizoid individu  membentuk gelembung baru yang menjadi terpisah dari sel induk (Becky B, 2008).
Uniknya dari Valonia ventricosa adalah organisme bersel tunggal (monosel).Organisme ini diklasifikasikan sebagai tumbuhan dan digolongkan sebagai makhluk sel tunggal terbesar.Mereka biasa hidup berkelompok.Ciri-ciri umum dari alga menyerupai balon, warna hijau tua, berdinding tipis, dalamnya berisi cairan, melekat pada substrat dengan cakram pelekat, diameter mencapai 3-5 cm, tidak bercabang.Kebanyakan ditemukan soliter.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan padaValonia ventricosa,  apabila di bandingkankan dengan beberapa literature yang sudah di kemukakan di atas terdapat kesesuaian atau persamaan mengenai bentuk












BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil dari KKL kali ini adalah:
1.      organisasi thallus yang ditemukan adalah silindris untuk Codium eduledan bulat telur untuk Valonia ventricosa.
2.      Morfologi untuk Codium eduleadalah berwarna hijau tua, bentuk thallus silindris, ukuran holdfast ± 1 cm, lebar keseluruhan ± 4 cm, panjang keseluruhan ± 8,5 cm, tekstur lunak seperti spons, percabangan dikotom, pigmen Klorofil a dan b, karoten, fikobilin. Sedangkan morfologi dari Valonia ventricosaadalah berwarna hijau tua, bentuk thallus bulat telur, ukuran holdfast ± 1 cm, lebar keseluruhan ± 1 cm, panjang keseluruhan ± 4cm, tekstur kenyal, percabangan tidak ada, pigmen klorofil a dan b, karoten, fikobilin
3.      Reproduksi Valonia ventricosa terjadi dengan pembelahan sel yang tidak suka bergaul dengan yang lain, dimana sel induk multiseluler membuat sel anak, dan rhizoid individu  membentuk gelembung baru yang menjadi terpisah dari sel induk. Sedangkan reproduksi Codium eduleyaitu vegetatif, seksual dan aseksual
5.2 Saran
Diharapkan laporan hasil studi lapangan ini dapat dijadikan bahan acuan untuk mempelajari spesies-spesies makroalga lebih lanjut. Sehingga kritik yang membangun dari pembaca sangat diperlukan agar bisa mengantarkan output yang lebih baik dari sebelumnya.




DAFTAR PUSTAKA


Hidayat, Estiti.B.1995. Taksonomi Tumbuhan (Crytogamae). Bandung:ITB Bandung
Latifah, Eva.2004.Biologi 2. Bandung: Remaja Rodaskarya
Aslan, Laode. 1991. Budidaya Rumput laut. Kanisius: Yogyakarta
Campbell, Neil. A., dkk. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Nontji, A. 1981. Biologi Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
Nybakken,J. W. 1992 . Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.
Sulisetjono. 2009. Serahan Alga. Malang: UIN Press
Taylor. 1960. Biologi. Bandung: Ganeca Exact
Tjitrosoepomo, Gembong. 1983Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM press